Arti Al-Infithar; urutan Penurunannya Dan Urutan Nomornya Dalam Al-Qur'an
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
jadipintar.com (Depok)- Surat ini adalah surat urutan ke-82 dalam penulisan mushaf Al-Qur'an, terdiri dari 19 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makiyyah dan diturunkan sesudah surat An-Naziaat. Al-Infithar yang dijadikan nama untuk surat ini adalah kata asal dari kata "Infatharat" (terbelah) yang terdapat pada ayat pertama. Imam Bukhari menamainya surah Idzas-Sama'Infatharat. Ada juga - walau tidak banyak - yang menamainya surah Infatharat dan surah al-Munfathirah. Semua nama-nama itu terambil dari ayat yang permulaan. Tirmidzi dan Ahmad menyatakan: "Siapa yang ingin melihat hari Kiamat bagaikan melihatnya dengan pandangan mata kepala, maka hendaklah ia membaca Idzasy-Syamsu Kuwwirat dan Idzas-Samaa'Infatharat dan Idzas-Sama'Insyaqqat." Dengan demikian tujuan utama surah ini pun adalah uraian tentang hari Kiamat.
- Peringatan kepada manusia agar tidak terperdaya sehingga durhaka kepada Allah;
- Adanya Malaikat yang selalu menjaga dan mencatat segala amal perbuatan manusia:
- Pada hari Kiamat manusia tak dapat menolong orang lain.
- Hanya kekuasaan Allahlah yang berlaku pada waktu itu.
"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)...?"(Q.S. Al-Infithar: 6).
Ikrimah menyatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sepak terjang Ubay ibnu Khalaf.
Hubungan Surat Ini Dengan Surat Al-Muthaffifin.
1. Malaikat dan Catatan. Dalam surah Al-Infithar ini Allah menjelaskan adanya Malaikat yang menjaga dan mencatat amal perbuatan manusia, lalu pada surat Al-Muthaffifin dijelaskan isi tentang buku catatan amal.
2. Ahli kebajikan dan durhaka. Dalam surat Al-Infithar ini secara singkat diterangkan dua golongan manusia pada hari Kiamat yaitu orang-orang yang berbuat kebajikan dan orang-orang yang durhaka. Maka dalam surat Al-Muthaffifi diuraikan lebih luas keadaan dari sifat kedua golongan manusia ini.
1. Redaksi Surat Dan Terjemahannya
Terjemahan
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Apabila langit terbelah, (1) dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, (2) dan apabila lautan dijadikan meluap, (3) dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, (4) maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (5) Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu [berbuat durhaka] terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (6) Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan [susunan tubuh]mu seimbang, (7) dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuh-mu. (8) Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. (9) Padahal sesungguhnya bagi kamu ada [malaikat-malaikat] yang mengawasi [pekerjaanmu], (10) yang mulia [di sisi Allah] dan yang mencatat [pekerjaan-pekerjaanmu itu], (11) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (12) Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh keni’matan, (13) dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. (14) Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. (15) Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. (16) Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (17) Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (18) [Yaitu] hari [ketika] seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (19)
|
Surat Al-Infithar
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنفَطَرَتۡ (١) وَإِذَا ٱلۡكَوَاكِبُ ٱنتَثَرَتۡ (٢) وَإِذَا ٱلۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ (٣) وَإِذَا ٱلۡقُبُورُ بُعۡثِرَتۡ (٤) عَلِمَتۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ وَأَخَّرَتۡ (٥) يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡإِنسَـٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلۡڪَرِيمِ (٦) ٱلَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّٮٰكَ فَعَدَلَكَ (٧) فِىٓ أَىِّ صُورَةٍ۬ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ (٨) كَلَّا بَلۡ تُكَذِّبُونَ بِٱلدِّينِ (٩) وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَـٰفِظِينَ (١٠) كِرَامً۬ا كَـٰتِبِينَ (١١) يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ (١٢) إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِى نَعِيمٍ۬ (١٣) وَإِنَّ ٱلۡفُجَّارَ لَفِى جَحِيمٍ۬ (١٤) يَصۡلَوۡنَہَا يَوۡمَ ٱلدِّينِ (١٥) وَمَا هُمۡ عَنۡہَا بِغَآٮِٕبِينَ (١٦) وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا يَوۡمُ ٱلدِّينِ (١٧) ثُمَّ مَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا يَوۡمُ ٱلدِّينِ (١٨) يَوۡمَ لَا تَمۡلِكُ نَفۡسٌ۬ لِّنَفۡسٍ۬ شَيۡـًٔ۬اۖ وَٱلۡأَمۡرُ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ لِّلَّهِ (١٩)
|
2. Pokok-Pokok Isinya:
- Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari Kiamat.- Peringatan kepada manusia agar tidak terperdaya sehingga durhaka kepada Allah;
- Adanya Malaikat yang selalu menjaga dan mencatat segala amal perbuatan manusia:
- Pada hari Kiamat manusia tak dapat menolong orang lain.
- Hanya kekuasaan Allahlah yang berlaku pada waktu itu.
3. Asbaabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya)
Imam Ibnu Abi Hatim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ikrimah sehubungan dengan firmanNya:"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)...?"(Q.S. Al-Infithar: 6).
Ikrimah menyatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sepak terjang Ubay ibnu Khalaf.
4. Penutup
Surat Al-Infithar ini menggambarkan kejadian-kejadian pada hari Kiamat, dan menerangkan keingkaran manusia kepada karunia Allah dan bahwa segala amal perbuatan mereka itu akan mendapat pembalasannya.Hubungan Surat Ini Dengan Surat Al-Muthaffifin.
1. Malaikat dan Catatan. Dalam surah Al-Infithar ini Allah menjelaskan adanya Malaikat yang menjaga dan mencatat amal perbuatan manusia, lalu pada surat Al-Muthaffifin dijelaskan isi tentang buku catatan amal.
2. Ahli kebajikan dan durhaka. Dalam surat Al-Infithar ini secara singkat diterangkan dua golongan manusia pada hari Kiamat yaitu orang-orang yang berbuat kebajikan dan orang-orang yang durhaka. Maka dalam surat Al-Muthaffifi diuraikan lebih luas keadaan dari sifat kedua golongan manusia ini.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
Sumber:
Tafsir Jalalain 2, hal.1283, Penerbit: Sinar Baru Algensindo.
Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur'anil Karim hal.49-50
Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur'anil Karim hal.49-50
0 Komentar Untuk "Arti Al-Infithar; urutan Penurunannya Dan Urutan Nomornya Dalam Al-Qur'an"
Post a Comment