IBX5980432E7F390 Arti, Tafsir Dan Asbaabun Nuzul Surat Abasa - Global MengaJi

Arti, Tafsir Dan Asbaabun Nuzul Surat Abasa

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
jadipintar.com (Depok)- Surat 'Abasa adalah surat urutan ke-80 dalam mushaf Al-Qur'an, terdiri dari 42 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An-Najm. Dinamakan 'Abasa (Ia bermuka masam) diambil dari perkataan 'Abasa yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah saw. menerima dan berbicara dengan pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang shahabat yang buta yang mengharap agar Nabi saw. membacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan Allah. Tetapi Rasulullah saw. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah tersebut.

1. Tafsir

Penyebutan kata (عَبَسَ'abasa dalam bentuk persona ketiga, tidak secara langsung menunjuk Nabi saw., mengisyaratkan betapa halus teguran ini, dan betapa Allah pun - dalam mendidik Nabi-Nya - tidak menuding beliau atau secara tegas menyalahkannya. Sementara Sayyid Quthub yang menilai kecaman itu ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. menulis bahwa redaksi berbentuk persona ketiga itu mengesankan bahwa persoalan yang sedang dibicarakan ayat tsb - yakni kasus pengabaian sang tuna netra - sedemikian buruk di sisi Allah sampai-sampai Dia enggan mengarahkan pembicaraan kepada Nabi-Nya dan kekasih-Nya - karena kasih dan rahmat-Nya kepada beliau serta penghormatan kepadanya untuk tidak diarahkan kepada beliau hal yang buruk ini - baru Allah mengarahkan kepada beliau dalam bentuk persona kedua (ayat 3 dan seterusnya).

2. Redaksi Surat 'Abasa Dan Terjemahannya

Terjemahan
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Dia [Muhammad] bermuka masam dan berpaling, (1) karena telah datang seorang buta kepadanya. (2) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya [dari dosa]. (3) atau dia [ingin] mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya? (4) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, (5) maka kamu melayaninya. (6) Padahal tidak ada [celaan] atasmu kalau dia tidak membersihkan diri [beriman]. (7) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera [untuk mendapatkan pengajaran], (8) sedang ia takut kepada [Allah], (9) maka kamu mengabaikannya. (10) Sekali-kali jangan [demikian]! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (11) maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, (12) di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, (13) yang ditinggikan lagi disucikan, (14) di tangan para penulis [malaikat], (15) yang mulia lagi berbakti. (16) Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? (17) Dari apakah Allah menciptakannya? (18) Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. (19) Kemudian Dia memudahkan jalannya, (20) kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, (21) kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. (22) Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya, (23) maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (24) Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air [dari langit], (25) kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, (26) lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, (27) anggur dan sayur-sayuran, (28) Zaitun dan pohon kurma, (29) kebun-kebun [yang] lebat, (30) dan buah-buahan serta rumput-rumputan, (31) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (32) Dan apabila datang suara yang memekakkan [tiupan sangkakala yang kedua], (33) pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, (34) dari ibu dan bapaknya, (35) dari isteri dan anak-anaknya. (36) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (37) Banyak muka pada hari itu berseri-seri, (38) tertawa dan gembira ria, (39) dan banyak [pula] muka pada hari itu tertutup debu, (40) dan ditutup lagi oleh kegelapan. (41) Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka. (42).

Ayat
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ (١) أَن جَآءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ (٢) وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّهُ ۥ يَزَّكَّىٰٓ (٣) أَوۡ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكۡرَىٰٓ (٤) أَمَّا مَنِ ٱسۡتَغۡنَىٰ (٥) فَأَنتَ لَهُ ۥ تَصَدَّىٰ (٦) وَمَا عَلَيۡكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ (٧) وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسۡعَىٰ (٨) وَهُوَ يَخۡشَىٰ (٩) فَأَنتَ عَنۡهُ تَلَهَّىٰ (١٠) كَلَّآ إِنَّہَا تَذۡكِرَةٌ۬ (١١) فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُ ۥ (١٢) فِى صُحُفٍ۬ مُّكَرَّمَةٍ۬ (١٣) مَّرۡفُوعَةٍ۬ مُّطَهَّرَةِۭ (١٤) بِأَيۡدِى سَفَرَةٍ۬ (١٥) كِرَامِۭ بَرَرَةٍ۬ (١٦) قُتِلَ ٱلۡإِنسَـٰنُ مَآ أَكۡفَرَهُ ۥ (١٧) مِنۡ أَىِّ شَىۡءٍ خَلَقَهُ ۥ (١٨) مِن نُّطۡفَةٍ خَلَقَهُ ۥ فَقَدَّرَهُ ۥ (١٩) ثُمَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُ ۥ (٢٠) ثُمَّ أَمَاتَهُ ۥ فَأَقۡبَرَهُ ۥ (٢١) ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُ ۥ (٢٢) كَلَّا لَمَّا يَقۡضِ مَآ أَمَرَهُ ۥ (٢٣) فَلۡيَنظُرِ ٱلۡإِنسَـٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦۤ (٢٤) أَنَّا صَبَبۡنَا ٱلۡمَآءَ صَبًّ۬ا (٢٥) ثُمَّ شَقَقۡنَا ٱلۡأَرۡضَ شَقًّ۬ا (٢٦) فَأَنۢبَتۡنَا فِيہَا حَبًّ۬ا (٢٧) وَعِنَبً۬ا وَقَضۡبً۬ا (٢٨) وَزَيۡتُونً۬ا وَنَخۡلاً۬ (٢٩) وَحَدَآٮِٕقَ غُلۡبً۬ا (٣٠) وَفَـٰكِهَةً۬ وَأَبًّ۬ا (٣١) مَّتَـٰعً۬ا لَّكُمۡ وَلِأَنۡعَـٰمِكُمۡ (٣٢) فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ (٣٣) يَوۡمَ يَفِرُّ ٱلۡمَرۡءُ مِنۡ أَخِيهِ (٣٤) وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ (٣٥) وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ (٣٦) لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ شَأۡنٌ۬ يُغۡنِيهِ (٣٧) وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ مُّسۡفِرَةٌ۬ (٣٨) ضَاحِكَةٌ۬ مُّسۡتَبۡشِرَةٌ۬ (٣٩) وَوُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ عَلَيۡہَا غَبَرَةٌ۬ (٤٠) تَرۡهَقُهَا قَتَرَةٌ (٤١) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡكَفَرَةُ ٱلۡفَجَرَةُ (٤٢)

3. Asbaabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya)

  • Imam Turmudzi dan Imam Hakim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Siti 'Aisyah r.a. yang telah menceritakan bahwa firman Allah Ta'ala berikut: "Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling." (Q.S. Abasa:1) diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Ummi Maktum yang buta. Pada suatu hari ia datang kepada Rasulullah saw, lalu berkata: "Wahai Rasulullah, berikanlah aku bimbingan (kepada Islam)." Pada saat itu di hadapan Rasulullah saw. ada beberapa orang laki-laki dari kalangan pemimpin-pemimpin kaum musyrik. Rasulullah saw. berpaling dari Abdillah ibnu Ummi Maktum karena melayani mereka. Lalu Rasulullah saw. berkata: "Bagaimanakah pendapatmu, apakah di dalam hal-hal yang telah aku katakan tadi dapat membuka hatimu?" laki-laki dari pemimpin kaum musyrik itu menjawab: "Tidak" Maka turunlah ayat ini, yaitu firmanNya: Dia [Muhammad] bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. (Q.S. 'Abasa: 1-2).
  • Abu Ya'la telah mengetengahkan hadits yang serupa melalui Anas r.a.
  • Imam Ibnul Mundzir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ikrimah sehubungan dengan firmanNya:"Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?" (Q.S. 'Abasa: 17). Ikrimah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Atabah ibnu Abu Lahab, yaitu sewaktu dia mengatakan: "Aku kafir kepada Tuhan bintang."

4. Pokok-Pokok Isinya:

1.Keimanan: Dalil-dalil keesaan Allah; keadaaan manusia pada hari Kiamat.
2. Lain-lain: Dalam berda'wah hendaknya memberikan penghargaan yang sama kepada orang yang diberi da'wah; cercaan Allah kepada manusia yang tidak mensyukuri nikmatnya.
Penutup:
'Abasa mengandung teguran Allah kepada Rasulullah saw. yang lebih mengutamakan pembesar-pembesa Quraisy yang diharapkan agar mereka masuk Islam daripada Ibnu Ummi Maktum yang buta, tapi telah diyakini keimannannya; Al-Qur'an adalah sebagai peringatan; dan salah satu sifat manusia ialah tidak mensyukuri nikmat Allah.
Hubungan Surat 'Abasa Dengan At-Takwir:
1. Sama-sama menerangkan tentang huru-hara pada hari Kiamat.
2. Sama-sama menerangkan bahwa manusia pada hari Kiamat terbagi dua.
3. Pada surat 'Abasa Allah swt. menegur Muhammad saw, sedang pada surat At-Takwir Allah menegaskan bahwa Muhammad saw. adalah seorang Rasul yang mulia.
               ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                               
 “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.” 
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
Sumber:
Tafsir Jalalain 2, hal.1271, Penerbit: Sinar Baru Algensindo
Tafsir sepersepuluh dari Al-Qur'anil Karim hal.46-48

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Arti, Tafsir Dan Asbaabun Nuzul Surat Abasa"

Post a Comment