Mengapa Nabi Orang Arab
Mengapa Nabi Orang Arab #7
Budi Ashari Lc
Kajian Online Siroh Nabawiyyah 5 Januari 2015 (007)
Ketika mempelajari siroh nabawiyyah, kita akan menghadapi kenyataan bahwa Nabi SAW adalah orang Arab, kemudian wilayah kebesaran beliau juga berawal dari Arab yaitu Mekkah kemudian ke Madinah dan menyebar ke seluruh dunia termasuk negeri ini. Sebagian orang yang tidak suka dengan Islam mulai mempertanyakan, mengapa Rasul terakhir harus dari Arab? hingga kemudian ada yang membawa Islam dibatasi oleh teritorial sehingga muncullah istilah-istilah Islam lokal, Islam Indonesia, Islam Malaysia dst.
Allah berfirman dalam surat Al An'am ayat 124
... اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ ۗ
"...Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan..."
Dari ayat tersebut ada dua pelajaran mahal :
- Pertama, terserah Allah hendak diberikan kepada siapa risalah kenabian itu. Allah yang memiliki hak memilih siapa Rasul dan NabiNya, tidak ada yang ikut campur dalam pilihan Allah SWT. Tugas kita hanya mengikuti dan mentaatinya. Maka tidak benar ketika kita menggugat, mengapa Rasul kita harus dari Arab karena hanya Allah yang tahu diberikan kepada siapa tugas kerasulan itu.
- Kedua, pertanyaan "mengapa Rasul dari Arab?" ini adalah pertanyaan yang harus kita analisa karena ada pelajaran di dalamnya meski analisa yang akan kita lakukan ini tetap kembali kepada ayat tersebut, yaitu hanya Allah yang mengetahui yang sebenarnya tentang hikmah-hikmahnya.
Jika kita menilik sejarah orang-orang Yahudi yang ada di Madinah dan Khaibar, sesungguhnya mereka sedang menunggu kehadiran Nabi terakhir. Sebagaimana ciri-ciri yang disebutkan dalam kitab suci mereka. Tetapi mengetahui Nabi yang mereka tunggu adalah Arab, mereka terkejut. Karena mereka menduga bahwa Nabi terakhir hadir dari kalangan mereka (Bani Israil) sebagaimana yang mereka jumpai selama ini. Bahkan dialog antara pemimpin besar kafir saat itu ketika bertanya tentang Muhammad Rasulullah SAW, dia yakin bahwa ini adalah ciri-ciri nabi terakhir "hanya yang tidak saya duga adalah dia hadir dari kalian (bangsa Arab)."
Sebagaimana kita ketahui bahwa nasab Rasulullah Muhammad SAW sampai pada Nabiyullah Ismail AS. Sebelumnya nasab kerasulan dari Nabiyullah Ishaq AS (sama-sama putra Nabi Ibrahim tetapi nasab kerasulan rata-rata dari Nabi Ishaq).
Para ulama sejarah mencoba menganalisa tentang masalah ini dan nanti kita akan tahu bahwa pilihan Allah tidak akan sembarang. Kita saja yang akan memilih orang untuk diposisikan di tempat tertentu (misal jabatan atau amanah tertentu) tentu tidak sembarang. Maka bagaimana dengan Allah SWT untuk tugas yang lebih besar dari tugas yang ada di muka bumi ini yaitu tugas kerasulan. Maka dari itu ada kajian khusus yang membahas mengapa Rasul terakhir dari Arab.
Pertama dilihat dari masyarakatnya. Masyarakat Arab sebagaimana yang disampaikan Allah dalam surat At Taubah 97
Sebagaimana kita ketahui bahwa nasab Rasulullah Muhammad SAW sampai pada Nabiyullah Ismail AS. Sebelumnya nasab kerasulan dari Nabiyullah Ishaq AS (sama-sama putra Nabi Ibrahim tetapi nasab kerasulan rata-rata dari Nabi Ishaq).
Para ulama sejarah mencoba menganalisa tentang masalah ini dan nanti kita akan tahu bahwa pilihan Allah tidak akan sembarang. Kita saja yang akan memilih orang untuk diposisikan di tempat tertentu (misal jabatan atau amanah tertentu) tentu tidak sembarang. Maka bagaimana dengan Allah SWT untuk tugas yang lebih besar dari tugas yang ada di muka bumi ini yaitu tugas kerasulan. Maka dari itu ada kajian khusus yang membahas mengapa Rasul terakhir dari Arab.
Pertama dilihat dari masyarakatnya. Masyarakat Arab sebagaimana yang disampaikan Allah dalam surat At Taubah 97
الْأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلَّا يَعْلَمُوا حُدُودَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌحَكِيمٌ
Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Apa hubungan antara ayat ini dengan pertanyaan "mengapa Rasul dari Arab?" Allah yang menciptakan manusia dan Allahlah yang lebih tahu keadaan manusia. Ketika Allah menyebut Arab Badwi,(Arab Badwi adalah orang Arab yang tidak tinggal di kota, mereka nomaden [berpindah-pindah] dan tinggal di padang pasir), Allah berfirman Orang Arab Badwi sangat kafir sangat munafik
"أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا " => bisa diartikan paling kafir dan paling munafik dan tidak mengetahui hukum yang diturunkan Allah SWT kepada RasulNya.
Maka mengambil pelajaran dari ayat tersebut, hukum dan syariat Islam ini telah diujikan kepada masyarakat yang sangat kafir, sangat munafik, sangat tidak tahu hukum Allah dan terbukti berhasil. Syariat Islam terbukti mampu mengubah masyarakat Badwi yang mampu menjaga syariat Allah dan sebagian menjadi pemimpin-pemimpin hebat. Dengan demikian ketika syariat ini terbukti mampu mengubah masyarakat yang paling rusak maka syariat Islam akan lebih mudah memperbaiki masyarakat yang tidak serusak mereka.
Mari kita lihat contoh masyarakat Badwi yang dalam urusan sederhana masih perlu diajari. Contoh tersenyum dan mencium anak. Di negeri ini, kita tersenyum pada siapa saja tanpa diajari bahkan bertemu dengan orang yang tidak kita kenal. Senyum adalah perintah Islam. Rasulullah bersabda "senyum di hadapan wajah saudaramu adalah sodaqoh" , tetapi masyarakat Arab Badwi dengan raut wajah yang tidak nyaman setiap bertemu orang harus diajari tersenyum. Adapun masyarakat negeri ini tidak diajari pun mereka tersenyum.
Contoh yang kedua ini tentang mencium anak, Rasul pun heran dengan masyarakat Badwi . Suatu hari Rasulullah didatangi oleh Arab Badwi ketika beliau sedang bermain dengan cucu-cucunya, Nabi menciumi cucu-cucunya kemudian Arab Badwi bertanya "Apakah kau lakukan ini ya Rasulullah (mencium anak-anak)?" pertanyaan yang mengherankan, kita pun herandengan pertanyaan itu. Nabi pun heran dan bertanya "Apakah kau tidak punya anak?" Ia mengatakan "Aku punya 10 anak tetapi belum pernah sekalipun aku cium mereka". Ajaib seorang ayah memiliki 10 anak tapi tidak pernah sekalipun diciumnya. Maka Nabi SAW segera berkata "Pulang, cium anakmu aku khawatir rahmat dicabut dari hatimu" . Jadi untuk mencium anak saja mereka harus diajari. Mereka harus dicontohkan oleh Nabi SAW tentang mencium anak. Entah apa yang ada dalam kepala mereka, mungkin mereka beranggapan mencium atau bermain dengan anak kecil akan menjatuhkan wibawa mereka.
Meskipun hari ini masyarakat kita sedang krisis akhlaq tetapi sisa-sisa ajaran sopan santun masih ada yaitu menghormati yang lebih tua dan lebih berilmu, menggunakan bahasa yang lebih sopan dan lebih rendah kepada mereka. Tetapi tidak demikian dengan Arab Badwi, mereka tidak punya adab bahkan pada Rasulullah. Para shahabat yang dekat dengan Rasul tidak pernah memanggil dengan nama Muhammad saja tanpa disertai dengan Rasulullah atau Nabiyullah (suatu panggilan kehormatan). Sedangkan Arab Badwi bisa memanggil dengan berteriak-teriak "Ya Muhhamad, ya Muhammad" tidak ada adabnya. Itulah mengapa orang Arab Badwi disebutkan sangat kafir sangat munafik dan tidak tahu hukum Allah.
Maka ketika syariat Islam ini telah teruji mampu mengubah mereka menjadi masyarakat yang beradab bahkan menjadi pemimpin besar diantara mereka maka tentu lebih mudah mengubah masyarakat-masyarakat negeri yang lain termasuk masyarakat negeri ini. Untuk itulah tidak ada yang pernah teruji sepanjang zaman yang mampu mengubah sebuah bangsa paling rusak kecuali Islam. Dan negeri Indonesia jka ingin baik tentu dengan Islam tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan syariat Islam, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan syariat Allah SWT yang kalau kita ridho negeri ini diatur oleh syariat Allah SWT maka jauh lebih mudah mengubahnya daripada Rasulullah mengubah masyarakat Badwi.
Maka dari itu masyarakat tempat pertama kali Islam diturunkan diantaranya ada masyarakat paling kafir-paling munafik yang dengan Islam mampu mengubah dan menunjukkan jalan yang lebih baik, mengubah manusia dari keberadaannya yang sangat kafir dan munafik menjadi masyarakat yang tulus dengan keimanannya dan berjalan di atas syariat Allah SWT. Fa'tabiru yaa ulil abshar (Ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki pikiran).
Wallahu a'lam bissowab.
Transkrip Ericca Nurdiana
Catatan
Diperbolehkan menyebarluaskan isi blog ini untuk kepentingan dakwah islam dengan syarat mencantumkan alamat blog, tidak mengedit konten tulisan dan bukan untuk tujuan komersial.
Contoh yang kedua ini tentang mencium anak, Rasul pun heran dengan masyarakat Badwi . Suatu hari Rasulullah didatangi oleh Arab Badwi ketika beliau sedang bermain dengan cucu-cucunya, Nabi menciumi cucu-cucunya kemudian Arab Badwi bertanya "Apakah kau lakukan ini ya Rasulullah (mencium anak-anak)?" pertanyaan yang mengherankan, kita pun herandengan pertanyaan itu. Nabi pun heran dan bertanya "Apakah kau tidak punya anak?" Ia mengatakan "Aku punya 10 anak tetapi belum pernah sekalipun aku cium mereka". Ajaib seorang ayah memiliki 10 anak tapi tidak pernah sekalipun diciumnya. Maka Nabi SAW segera berkata "Pulang, cium anakmu aku khawatir rahmat dicabut dari hatimu" . Jadi untuk mencium anak saja mereka harus diajari. Mereka harus dicontohkan oleh Nabi SAW tentang mencium anak. Entah apa yang ada dalam kepala mereka, mungkin mereka beranggapan mencium atau bermain dengan anak kecil akan menjatuhkan wibawa mereka.
Meskipun hari ini masyarakat kita sedang krisis akhlaq tetapi sisa-sisa ajaran sopan santun masih ada yaitu menghormati yang lebih tua dan lebih berilmu, menggunakan bahasa yang lebih sopan dan lebih rendah kepada mereka. Tetapi tidak demikian dengan Arab Badwi, mereka tidak punya adab bahkan pada Rasulullah. Para shahabat yang dekat dengan Rasul tidak pernah memanggil dengan nama Muhammad saja tanpa disertai dengan Rasulullah atau Nabiyullah (suatu panggilan kehormatan). Sedangkan Arab Badwi bisa memanggil dengan berteriak-teriak "Ya Muhhamad, ya Muhammad" tidak ada adabnya. Itulah mengapa orang Arab Badwi disebutkan sangat kafir sangat munafik dan tidak tahu hukum Allah.
Maka ketika syariat Islam ini telah teruji mampu mengubah mereka menjadi masyarakat yang beradab bahkan menjadi pemimpin besar diantara mereka maka tentu lebih mudah mengubah masyarakat-masyarakat negeri yang lain termasuk masyarakat negeri ini. Untuk itulah tidak ada yang pernah teruji sepanjang zaman yang mampu mengubah sebuah bangsa paling rusak kecuali Islam. Dan negeri Indonesia jka ingin baik tentu dengan Islam tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan syariat Islam, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan syariat Allah SWT yang kalau kita ridho negeri ini diatur oleh syariat Allah SWT maka jauh lebih mudah mengubahnya daripada Rasulullah mengubah masyarakat Badwi.
Maka dari itu masyarakat tempat pertama kali Islam diturunkan diantaranya ada masyarakat paling kafir-paling munafik yang dengan Islam mampu mengubah dan menunjukkan jalan yang lebih baik, mengubah manusia dari keberadaannya yang sangat kafir dan munafik menjadi masyarakat yang tulus dengan keimanannya dan berjalan di atas syariat Allah SWT. Fa'tabiru yaa ulil abshar (Ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki pikiran).
Wallahu a'lam bissowab.
Transkrip Ericca Nurdiana
Catatan
Diperbolehkan menyebarluaskan isi blog ini untuk kepentingan dakwah islam dengan syarat mencantumkan alamat blog, tidak mengedit konten tulisan dan bukan untuk tujuan komersial.
0 Komentar Untuk "Mengapa Nabi Orang Arab"
Post a Comment